Friday, December 3, 2010

antara saya dan rasa suka saya

Anda tahu saya suka apa? Banyak hal yang saya sukai di dunia ini. Saya suka segala sesuatu yang berwarna-warni. Saya suka menyentuh kain saat berada di department store, saya suka memasukkan jari-jari saya ke dalam biji-bijian kecil seperti beras atau kacang hijau saat menemani Mamah saya berbelanja. Saya suka binatang yang berbulu walau saya tidak berani menyentuhnya. Salah satu hewan yang saya sukai adalah jerapah. Jerapah adalah hewan yang menarik menurut saya. Motif bulunya terlihat menakjubkan menurut saya. Ya, saya suka jerapah.

Tapi tidak seperti teman-teman saya yang lain, saya tidak punya koleksi yang berhubungan dengan jerapah. Teman saya yang juga penggemar jerapah memiliki boneka jerapah dan sangat antusias saat membicarakan jerapah. Untuk saat tertentu, ya, saya cukup antusias untuk membicarakan jerapah, tapi tidak selamanya saya menikmati pembicaraan mengenai jerapah. Menurut saya, cukup saya nikmati sendiri saja, tak perlu lah orang lain mengetahuinya. Saya juga tidak berusaha mencari tahu kapan, dimana, siapa, bagaimana, atau apa jerapah itu. Yang saya tahu saya menyukainya. Titik.

Tentang koleksi, saya selalu mengusahakan diri saya untuk membeli barang yang memang ada gunanya saja. Saya pernah membelikan teman saya sebuah boneka jerapah, dan saya tidak menyesal sama sekali saat memberikannya, saya tidak merasa harus memiliki boneka jerapah juga. Bagi saya, boneka itu hanya sebagai pajangan saja, maka cukuplah saya melihat dan menyentuh boneka di toko saja. Pernah suatu hari teman saya memberi info bahwa ia melihat pensil dan penghapus bermotif jerapah. Saya sempat tertarik untuk membelinya, tapi niat itu saya urungkan, karena saya baru saja membeli penghapus dan masih banyak pensil yang terdapat pada kotak pensil saya. Hingga tulisan ini dibuat koleksi jerapah yang saya punya hanya satu foto digital jerapah yang saya ambil dari situs sxc.hu, tidak ada yang lainnya.

Mungkin hal ini merefleksikan perasaan dan gaya hidup saya. Hingga saat ini saya belum pernah menjalani 'relationship yang long-lasting'. Mungkin karena saat saya menyukai seseorang, saya merasa tidak perlu memilikinya. Saya hanya perlu mengetahui bahwa orang tersebut masih ada di dunia ini, tidak peduli ia menyukai saya atau orang lain, tidak peduli ia peduli pada saya atau membenci saya, tidak peduli dia sadar akan keberadaan saya atau tidak. Dan bila saya sudah memiliki hubungan dengan orang tersebut, orang lain tidak perlu atau bahkan tidak boleh tahu akan hubungan kami, cukup saya dan dia yang menikmatinya.

Sebenarnya saya cukup lelah dengan sikap saya sendiri ini. Kakak saya sering berkata bahwa saya tidak berperasaan dan saya sama sekali tidak tersinggung dengan itu. Nampaknya memang benar. Haha. Untuk saat ini saya hanya dapat berkata dalam hati: 'apa boleh buat :)'. Semoga saya bisa segera berubah menjadi insan yang lebih baik. Semoga :)



Oleh Damar Rakhmayastri

5 comments:

  1. woooh, jadi begitu :D
    kalo saya suka sama badak mar, mari kita kawinkan jerapah dan badak, siapa tau anaknya jadi televisi LCD 54" *jengjeng apaan deh duta???*

    ReplyDelete
  2. hahahaha saya maunya layar tancep ajaaa

    ReplyDelete
  3. hahaha.....jadi begitu..lama gak nongol kesini..banyak yg bagus2.:D
    suka ma ne tulisan, tapi kok yo rodo nyenyengit ya..karena saya pernah seperti situasi yg anda alami sekarang ini...lol

    ReplyDelete

© All images by Damar Rakhmayastri, unless, will be credited. Template developed by Confluent Forms LLC. Powered by Blogger.