Monday, December 13, 2010

menikam dari belakang

Saya berada pada satu titik dimana saya sangat merindukan Adam. Entah mengapa. Saya rindu mendengar nafasnya. Saya rindu memeluk perutnya. Saya rindu digendong olehnya kemudian dia berputar-putar hingga kami terjatuh dan hampir tak sadarkan diri. Saya rindu melihatnya menghisap rokok dalam-dalam kemudian menghembuskan asap rokok sembari menjilati bibirnya. Saya rindu saat ia mencoba melucu namun saya tidak mengerti apa maksudnya dan dia berkata: 'lupakan!'. Saya rindu cara matanya memandang saya, cara mulutnya yang menyunggingkan senyum yang aneh saat saya membalas pandangannya. Saya rindu melihatnya bermain gitar, kemudian menyenandungkan lagu dari Efek Rumah Kaca dan saya rindu merasa tidak nyaman karena pada waktu itu saya tidak begitu menyukai lagu mereka.

Sesaat saya menyesal karena telah bersikap egois.

Sesaat saya menyadari, tidak ada gunanya menyesal.

Adam yang ingin saya kecup pipinya sudah tidak ada lagi.
Adam yang ingin saya peluk dari belakang sudah tidak ada lagi.
Adam yang ingin saya lihat dalam-dalam pada matanya sudah tidak ada lagi.
Adam yang saya rindukan sudah tidak ada lagi.

5 comments:

  1. wah, ini bagus! dan yang terpenting: gak terkesan cengeng!

    aku tunggu teman dari lemarinya yaa.. :D

    ReplyDelete
  2. wah,apik apik mar!
    tapi adam sapa ini?
    jangan2 adam'e inul lagi...
    memang kumisnya ngangenin,geli-geli gmana gitcyuuuu...

    ReplyDelete
  3. :D
    yang muda yg bercinta..:D
    (koyo tua bgt aku dadine
    ;D

    ReplyDelete
  4. @K Athan: aheee
    @Rizka: wah terimakasih terimakasih, yeaps, ditunggu yaaaahhh :)
    @Bang Tomps: bang tomps pasti sudah pernah merasakan belaian kumis adam yahhh ;) ;)
    @Favre: hahahaha

    ReplyDelete

© All images by Damar Rakhmayastri, unless, will be credited. Template developed by Confluent Forms LLC. Powered by Blogger.