Tuesday, June 19, 2012

Mengapa?

Beberapa bulan yang lalu saya menonton The Raid, film aksi Indonesia yang saya akui bagus dan dapat dinikmati. Saya menonton bersama teman-teman baru saya untuk pertama kalinya. Di pertengahan film, muncul adegan dimana sekelompok laki-laki yang membawa golok (sebut saja geng golok) menyisir tiap lantai dan ruang gedung untuk mencari dan menghabisi polisi-polisi yang bersembunyi. Mereka tiba di kamar dimana sang peran utama disembunyikan oleh Bapak Berkacamata Yang Istrinya Sedang Hamil. Saat pemimpin geng golok berbicara, sontak teman-teman saya tertawa kencang dan tidak santai, bahkan satu studio terbahak. Entah mengapa. Sebenarnya saya sangat penasaran saat itu, tapi saya urungkan niat saya untuk bertanya. Dua hari kemudian saya teringat akan hal ini dan menanyakan kepada salah satu teman yang juga terbahak saat melihat adegan itu. Tahukah kalian apa jawabannya?
Oh itu sih karena logat ngomongnya, masa muka sangar logatnya daerah hahaha
Apa yang salah dengan logat daerah? Saya senang mendengarkan teman-teman saya yang berbicara menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Saya tersenyum ketika Welcy ditelpon Uninya dari Padang, saya tersenyum ketika Cinant berbincang dengan orang yang sama-sama berasal dari Jawa Timur, saya tersenyum ketika seseorang menyuruh Harkyt berbicara ngapak. Tapi apakah logat adalah suatu hal yang sangat lucu hingga semua orang harus tertawa sebegitu kencangnya? Saya akui saya tidak terlalu pintar dan cepat tanggap untuk mengerti lelucon cerdas. Apakah ini termasuk salah satu guyonan cerdas? At some point saya merasa bodoh mempertanyakan hal ini, untuk apa coba saya mempermasalahkan orang yang tertawa, mungkin saya sama saja kaya bilang "STOP LAUGHING AT COMEDY SHOW!". Yah perspektif dan penilaian orang berbeda-beda sih.

No comments:

Post a Comment

© All images by Damar Rakhmayastri, unless, will be credited. Template developed by Confluent Forms LLC. Powered by Blogger.