Beberapa hari lalu, saya dan teman-teman saya berjalan-jalan dan melewati Tao Kae Noi Land, sebuah tempat khusus menjual snack rumput laut yang berasal dari Thailand. Tiba-tiba salah satu dari mereka memulai pembicaraan mengenai pemilik brand snack rumput laut--yang sudah banyak didistribusikan ke luar Thailand termasuk Indonesia--tersebut. Dia mengatakan bahwa sebelum mencapai ketenaran dan keberhasilan semacam ini, sang empunya harus melewati berbagai macam kerugian dan kesulitan yang benar-benar pada titik terendah hidup. Teman saya melontarkan sebuah pertanyaan yang kira-kira intinya begini, "Kenapa gitu ya, orang sukses pasti ada aja cerita terpuruknya. Jadi kalau kita mau sukses, masa harus terpuruk dulu?". Kemudian sore ini teman saya bertanya, "Damar, kapan kamu ngerasa ngga bahagia?". Jujur, saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Kejadian di atas menimbulkan rasa insecure yang sebenarnya sudah lama saya rasakan bahkan sebelum saya menyelesaikan skripsi. Saya tidak bermaksud untuk menyombongkan diri atau apa, tapi selama 21 tahun hidup, saya nyaris tidak pernah merasakan ketidakbahagiaan. Of course, many shits happened, tapi saya selalu merasa hal-hal tersebut bukan hal terburuk yang terjadi pada hidup saya dan saya selalu bisa dengan cepat melupakan hal buruk yang menimpa hidup saya saat itu.
Menyadari hal ini, saya jadi merasa takut, apakah jika saya ingin berhasil, saya harus merasakan keterpurukan terlebih dahulu?
Atau karena kebahagiaan dan kenyamanan hidup yang telah Tuhan berikan selama ini pada saya, apakah suatu saat nanti akan datang masa di mana saya terpuruk?
Rasa insecure ini semakin menjadi ketika saya mendapati diri saya tidak bisa lepas dari sifat malas dan suka menunda. Kedua sifat ini sungguh harus dihilangkan jika saya ingin lulus pada program master yang sedang saya jalani. Beberapa kali saya sempat terpikir apakah ini saatnya keterpurukan hadir di hidup saya, ketidakmampuan mengikuti fase kuliah yang dapat berujung pada pemulangan, merusak kepercayaan yang sudah diberikan pada saya. Buru-buru saya menghilangkan pikiran itu. Tapi tetap saja malas dan menunda tetap hinggap.
Tapi yang jelas saya masih percaya bahwa saya dapat tetap terus merasa bahagia dan hidup berhasil.
Kejadian di atas menimbulkan rasa insecure yang sebenarnya sudah lama saya rasakan bahkan sebelum saya menyelesaikan skripsi. Saya tidak bermaksud untuk menyombongkan diri atau apa, tapi selama 21 tahun hidup, saya nyaris tidak pernah merasakan ketidakbahagiaan. Of course, many shits happened, tapi saya selalu merasa hal-hal tersebut bukan hal terburuk yang terjadi pada hidup saya dan saya selalu bisa dengan cepat melupakan hal buruk yang menimpa hidup saya saat itu.
Menyadari hal ini, saya jadi merasa takut, apakah jika saya ingin berhasil, saya harus merasakan keterpurukan terlebih dahulu?
Atau karena kebahagiaan dan kenyamanan hidup yang telah Tuhan berikan selama ini pada saya, apakah suatu saat nanti akan datang masa di mana saya terpuruk?
Rasa insecure ini semakin menjadi ketika saya mendapati diri saya tidak bisa lepas dari sifat malas dan suka menunda. Kedua sifat ini sungguh harus dihilangkan jika saya ingin lulus pada program master yang sedang saya jalani. Beberapa kali saya sempat terpikir apakah ini saatnya keterpurukan hadir di hidup saya, ketidakmampuan mengikuti fase kuliah yang dapat berujung pada pemulangan, merusak kepercayaan yang sudah diberikan pada saya. Buru-buru saya menghilangkan pikiran itu. Tapi tetap saja malas dan menunda tetap hinggap.
Tapi yang jelas saya masih percaya bahwa saya dapat tetap terus merasa bahagia dan hidup berhasil.
Benar Damar, musti percaya dapat terus merasa bahagia dan hidup berhasil. Merasa terpuruk itu subjektif, Damar ketahanan mental dan emosinya bagus berarti selama ini tiap menghadapi masalah bisa mulus dan tenang tanpa jadi stress dan terpuruk :)
ReplyDeleteSemoga mental dan emosi saya tetap bertahan dengan baik :)
DeleteMerasa tidak bahagia karena terlalu sering bahagia?
ReplyDeleteHmmm..menarik. Manusia emang menarik :D
Tapi, mungkin, siapa tahu, kamu orang pertama yang bisa buktiin bahwa kesuksesan itu bisa didapatkan tanpa melalui keterpurukan dulu?
Ah, mungkin ini cara Tuhan ngetest kamu, kamu bersyukur atau gak :D
Anyway cerita tentang snack rumput laut itu yang di film TOP SECRET bukan?
bukan tidak bahagia sih, tapi kadang rasa waswas muncul tibatiba :D
Deletebisa jadi, dan semoga memang begitu!
bisa juga begitu dan saya berusaha untuk selalu bersyukur atas apa yang telah Dia berikan :)
benar sekali, dan sampai sekarangpun saya belum menonton film tersebut!